Saturday, September 14, 2013

Pengertian Sistem


  • Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
    Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
  • Elemen sistem
    Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :
    1. Tujuan
    Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
    2. Masukan
    Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
    3. Proses
    Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
    4. Keluaran
    Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
    5. Batas
    Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.
    6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
    Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
    7. Lingkungan
    Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
  • Sistem adalah Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu.
Unsur-unsur dalam sistem meliputi hal-hal berikut:
a.       Seperangkat komponen, elemen, bagian.
b.      Saling berkaitan dan tergantung.
c.       Kesatuan yang terintegrasi (terkait dan menyatu)
d.      Memiliki peranan dan tujuan tertentu.
Jadi, sistem merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Pemahaman tentang pengertian sistem sangat diperlukan dalam rangka memperjelas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing komponen yang ada di dalam suatu sistem. Semua komponen tersebut didayagunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
  •  Jenis-jenis sistemAda berbagai tipe sistem berdasarkan kategori:
    Atas dasar keterbukaan: 
    • sistem terbuka, dimana pihak luar dapat mempengaruhinya.
    • sistem tertutup.
    Atas dasar komponen:
    • Sistem fisik, dengan komponen materi dan energi.
    • Sistem non-fisik atau konsep, berisikan ide-ide.
  • Ciri-ciri umum sebuah sistem adalah sebagai berikut:
a.       Cenderung ke arah entropi lamban, menua, mati
b.      Hadir dalam ruang dan waktu yang tidak bisa dihentikan.
c.       Mempunyai batas-batas yang dapat berubah.
d.      Mempunyai lingkungan proksimal dan distal.
1)      Lingkungan proksimal adalah lingkungan yang disadari oleh sistem).
2)      Lingkungan distal adalah lingkungan yang berada di luar sistem).
e.       Mempunyai variabel dan parameter.
1)      Variabel adalah faktor-faktor dalam sistem.
2)      Parameter adalah faktor-faktor di luar sistem.
f.       Mempunyai subsistem
g.      Mempunyai subrasistem.
  
  • Output
     
    Proses
     
    Input
     
     
    Model sistem sederhana








 
Contoh :
ü  Program perhitungan basic kita masukkan, setelah dijalankan kita dapatkan hasilnya.
ü  Data mahasiswa (nama, nilai) diproses menjadi daftar nilai semester (berupa laporan).

  • Karakteristik sistem adalah sistem yang mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini yang merupakan karakteristik sistem.
  •  
Gambar 2.2 Karakteristik Sistem

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa karakteristik sistem dapat dibagi menjadi 8 bagian, yaitu :
  1. Komponen
Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.
Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
  1. Boundary (Batasan Sistem)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
  1. Environment (lingkungan Luar Sistem)
Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
  1. Interface (Penghubung Sistem)
Penghubung merupakan media perantara antar sub sistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu sub sistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan sub sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
  1. Input (Masukan)
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
  1. Output (Keluaran)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
  1. Proses (Pengolahan Sistem)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
  1. Objective and Goal (Sasaran dan Tujuan Sistem)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem

Friday, September 6, 2013

Cara Membuat Blog dengan Mudah


Langkah-Langkah Membuat Blog dengan Mudah

Hai hai hai… berjumpa lagi dengan saya dalam artikel yang berbeda.

Oke, kemarin saya sudah berbagi tips bagaimana membuat gmail dengan cepat, walau agak ribet dan butuh kesabaran, tapi akhirnya berhasil juga kan?

Nah, di kesempatan yang brilliance ini saya ingin berbagi lagi kepada kawan-kawan semua bagaimana sih cara membuat blog. Membuat blog memang lebih gampang dari pada membuat akun email di Gmail. Tapi, jangan salah sangka kawan, blog juga susah loh menata berbagai wedget atau gadget apabila kita belum paham benar. Tapi jangan khawatir, sekarang banyak kok blog yang berbagi tips tentang memasang wedget di blog, kawan sekalian bisa searching dan browsing saja.

Nah, langsung saja yuk ke tahap bagaimana membuat blog dengan mudah. Ini dia, check this out:


  • Jika sudah masuk, maka akan ada tampilan seperti di bawah ini.
  • Di sini Anda dibutuhkan untuk memasukkan alamat Gmail beserta password-nya. Setelah itu klik ‘Masuk’.

  

  • Setelah masuk, maka akan tampil gambar seperti di bawah ini.
  • Klik 'Blog baru' yang sudah saya kasih tanda panah.


  • Setelah itu, isilah:
1. Judul adalah nama Blog Anda nantinya, Anda bisa memberi nama sesuai selera Anda. seperti judul blog saya 'Nurmala Kal-aisyah', atau jika ingin lebih sederhana Anda juga bisa memberi nama dengan yang lainnya, seperti 'Coretan Kalam' di bawah ini.
2. Alamat difungsikan untuk dapat langsung masuk ke halaman blog Anda. jadi, Anda bisa melihat blog Anda walau tidak masuk ke akun blog Anda. Menamainya juga terserah selera Anda, asal yang dilingkari di sana berubah menjadi check list. Berarti itu tandanya alamat blog Anda sudah sesuai.
3. Template bisa Anda pilih sesuai minat Anda. Seperti yang saya contohkan di bawah, yang saya lingkari, itu template yang saya pilih. 




  •  Setelah dipilih template-nya maka geserlah scroll bar ke arah bawah. Maka ada tampilan seperti di bawah ini.
  • Anda klik 'Buat blog' yang sudah saya beri tanda panah.


 

  • Nah, setelah itu maka tampillah gambar seperti di bawah ini.
  • Sampai di sini, itu artinya blog Anda sudah berhasil dibuat. Hore!
  • Eits, jangan kemana-mana dulu! Stay awhile Bro, namanya juga blog ya kita harus rajin ngeposting tulisan kita donk. Untuk apa membuat blog tapi hanya dipajang saja, mending kita corat-coret deh, tapi yang bermanfaat. Berbagi ilmu dengan kawan-kawan kita yang lainnya. Karena Manusia yang paling baik ialah ia yang bermanfaat untuk orang lain. Bukan begitu Bro? Hehe
  • Oke, tampilan blog selanjutnya seperti di bawah ini.
  • Klik 'Mulai mengepostkan' yang sudah saya beri tanda panah, atau Anda juga bisa mengklik  kotak warna orange yang bergambar pensil di sebelah kanan Anda. Itu membawa Anda jika anda ingin memposting atau berbagi tulisan.


  • maka muncullah gambar seperti di bawah ini:
1. Judul pos, Anda mau memberi nama judul apa, terserah anda sesuai isi yang akan anda posting.
2. Ini adalah kertas untuk anda menulis.
3. Setelah Anda selesai menulis dan siap untuk diposting atau dibagikan, maka klik 'Simpan'.
4. Selanjutnya, siap untuk dipublikasikan ke semua orang. Tadaaa... jadilah blog anda. Walau belum sempurna, Anda bisa menambahkan wedget atau gadget di blog Anda. Jika Anda masih kebingungan, maka saran saya searching-lah di google, browsing gitu. Soalnya saya juga kadang-kadang begitu kok, hehe.
.


Oke, sampai di sini dulu. Semoga bermanfaat. Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya ^_^

Makalah Perbandingan Dakwah



Perbandingan Dakwah di Masa Khulafa'u Rasyidin


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, amanat dakwah berpinah kepada para sahabat. Islam tidak mati dengan matinya Rasulullah karena sebelum meninggalnya beliau telah meninggalkan kader-kader yang tangguh yang siap menyungsung ajaran islam. Para sahabat mengerahkan segenap potensi mereka, baik tenaga, harta bahkan jiwa mereka untuk menyebarkan islam. Upaya para sahabat dan generasi selanjutnya dalam menyebarkan islam dalam bentuk perluasan wilayah dalam sejarah islam dikenal dengan istilah “Futuhat Islamiyah”.
Khulafa’ur rasyidin merupakan para pemimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib, Radiallahu Ta’ala Anhu Ajma’in, dimana sistem yang diterapkan adalah pemerintahan yang Islam karena berundang-brundang dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang ditunjukan pada syiar Islam, Nabi SAW tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin yang akan meneruskan dakwah islamnya setelah beliau wafat, beliau menyerahkan persoalannya tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya.
Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di kota Bani Sa’idah mereka bermusyawarah siapa yang dipilih untuk dijadikan pemimpin, dengan semangat ukhuwah islamiyah yang sangat kuat mereka adalah Khulafa’ur Rasyidin.
  1. Rumusan Masalah
a.       Bagaimana hakikat dakwah?
b.      Bagaimanakah asal-usul Khulafa Ur Rasyidin?
c.       Bagamanakah pendekatan dan metode dakwah Khulafa Ur Rasyidin?
  1. Tujuan Masalah
a.       Untuk mengetahui hakikat dakwah.
b.      Untuk mengetahui bagaimana asal-usul Khulafa‘ur Rasyidin.
c.       Untuk mengetahui bagaimana pendekatan da metode dakwah Khulafa’ur Rasyidin.



 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    HAKIKAT DAKWAH
Islam adalah agama dakwah artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah yang dilakukannya, karena itu Al-Qur’an dalam menyebut kegiatan dakwah dengan ahsanu qaula. Dengan kata lain bisa disimpulkan bahwa dakwah menempati posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan agama islam, tidak dapat dibayangkan apabila kegiatan dakwah  mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh berbagai faktor terlebih kepada era globalisasi sekarang ini, di mana berbagai informasi masuk begitu cepat dan instan yang tidak dapat dibendung lagi. Umat islam harus dapat memilah dan menyaring informasi tersebut sehingga tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam.
Karena merupakan suatu kebenaran, maka islam harus tersebar luas dan penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggung jawab umat islam secara keseluruhan. Sesuai dengan misinya “Rahmatan Lil ‘Alamin”, islam harus ditampilkan dengan wajah yang menarik supaya umat lain beranggapan dan mempunyai pandangan bahwa kehadiran islam bukan sebagai ancaman bagi eksistensi mereka melainkan pembawa kedamaian dan ketentrama dalam kehidupan mereka sekaligus sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan di dunia dan akhirat.[1]
Implikasi dari pernyataan islam sebagai agama dakwah menurut umatnya agar selalu menyampaikan dakwah, karena kegiatan ini merupakan aktivitas yang tidak pernah usai selama kehidupan dunia asih berlangsung dan akan terus melekat dalam situasi dan kondisi apapun bentuk dan coraknya.
Dakwah islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada setiap muslim di mana saja ia berada, sebagai mana termaktub dalam Al-Qur’an Assunah Rasulullah SAW., kewajiban dakwah menyerukan dan menyampaikan agama islam kepada masyarakat.

B.     ASAL-USUL KHULAFA’UR RASYIDIN
1.      Abu Bakar As-Sidiq
Nama asli Abu Bakar As-Siddiq adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Aamir dari suku Taim bin Murrah bin Ka’ab. Beliau adalah orang pertama yang beriman kepada Rasul saw dari kalangan lelaki dewasa. Beliau adalah sahabat yang menemani hijrah Nabi. Beliau jugalah orang yang menggantikan Nabi untuk menjadi imam shalat serta amir jama’ah haji. Ada lima orang sahabat yang termasuk orang-orang yang dijanjikan surga yang masuk Islam melalui perantara dakwahnya, mereka itu adalah ; ‘Utsman, Zubair, Thalhah, Abdurrahman bin ‘Auf dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Beliau wafat pada bulan Jumadil akhir tahun 13 hijriyah dalam usia 63 tahun. Kekhalifahan Abu Bakar berlangsung selama dua tahun tiga bulan dan sembilan hari.
2.      Umar bin l-Khaththab 
Nama asli Khalifah ‘Umar bin Al Khaththab adalah kuniyah Abu Hafsh. Kuniyah Abu Hafsh ini didapatkan beliau dari Nabi SAW karena Nabi melihat sifat tegas yang dimilikinya. Abu Hafsh adalah julukan bagi singa. Beliau adalah orang pertama yang dijuluki sebagai Amirul Mukminin secara luas oleh umat. , Kekhalifahan Umar bin Al Khaththab berlangsung selama 10 tahun, 6 bulan lebih 3 hari. Semenjak tanggal 23 Jumadil Akhir 13 hijriyah hingga 26 Dzulhijjah tahun 23 Hijriyah. 

3.      Utsman bin ‘Affan
Utsman bin ‘Affan adalah seorang saudagar atau pedagang, ia termasuk saudagar yang sukses dan berhasil, beliau terkenal lembut, sabar, tekun dan pemurah. Dengan ketekunan yang dimilikinya serta kemurahan hatinya dalam berdagang, pada usia yang masih muda, ia sudah berdagang dinegeri Syam dan Hirah pada waktu itu negeri Syam masih dijajah kerajaan Romawi, sedangkan Hijrah merupakan jajahan Persia. Dengan pengalaman berdagang, ia memiliki kekayaan yang banyak dan sahabat yang banyak. Beliau berasal dari suku Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Sebelum beliau masuk islam bliau tidak banyak mengetahui tentang Nabi Muhammad SAW, beliau hanya mngetahui tentang beberapa kepribadian Nabi dari perang lain, ia mengetahui bahwa Nabi Muhammad memeiliki kejujuran, ia juga mengetahui sedikit tentang kepemimipinan Nabi Muhammad SAW, keinginan beliau bertemu dengan Nabi Muhammad kemudian disampaikan kepada sahabatnya, yaitu Abu Bakar, rumah Abu Bakar tidak terlalu jauh dari rumah beliau. Beliau masuk Islam sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke Darul Arqam. Beliau adalah seorang yang kaya. Beliau menjabat sebagai khalifah sesudah ‘Umar bin Al Khaththab r.a berdasarkan kesepakatan ahlu syura. Beliau terus menjabat khalifah hingga terbunuh sebagai syahid pada bulan Dzulhijah tahun 35 hijriyah dalam usia 90 tahun menurut salah satu pendapat ulama Kekhalifahan beliau berlangsung selama 12 tahun kurang tahun 35 hijriyah hingga 19 Ramadhan tahun 40 hijriyah. 

4.      Ali bin Abi Thalib
Ali Bin Abi Thalib adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan kepadanya bendera jihad pada saat perang Khaibar yang dengan perantara perjuangannyalah Allah memenangkan umat Islam dalam pertempuran. Beliau dibai’at sebagai khalifah setelah khalifah ‘Utsman terbunuh. Beliau menjadi khalifah secara syar’i hingga wafat dalam keadaan mati syahid pada bulan Ramadhan tahun 40 hijriyah dalam usia 63 tahun. Kehalifahan Ali berlangsung selama 4 tahun 9 bulan, sejak 19 Dzulhijah 12 hari.

C.    UNSUR-UNSUR  PENDEKATAN DAN METODE DAKWAH
1.      Unsur-Unsur Dakwah
Kekuasaan khulaf’ur rasyidin berumur kurang lebih 30 tahun. Srtuktur dakwah pada masa khulafa’ur rasyidin meliputi unsure-unsur dakwah sebagai berikut:
a.       Da’i
Pengganti Rasulullah adalah Khulafa’ur rasyidin, mereka adalah Abu Bakar Asidiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib. Ke empat sahabat Nabi ini berperan sebagai ulama’ yang menyebarkan Agama Islam seklaligus berperan sebagai seorang Khalifah (pemimpin). Para da’i pada masa khulafa’ur rasyidin ini adalah, Abu Bakar As-Siddiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Afan, Ali Bin Abi Thalib, beliau-beliaulah yang berperan dalam dakwak pada masa khulafa’ur Rasyidin dan beliau-baliaulah yang menggantikan Nabi dalam menjadi seorang kepala negara. Sehingga corak Da’I pada masa Khulafa’ur rasyidin ini adalah Al-Ulama wa Al-Umara’.
b.      Mad’u
Kondisi mad’u pada masa khulafaur Rasyidin adalah bersifat ijabah, karena pada masa Rasulullah sudah banyak orang yang memeluk Agama Islam.  Khulafaur Rasyidin hanya tinggal meneruskan perjuangan dakwah rasulullah, namun masih banyak umat yang belum menerima Islam sebagai Agamanya, seperti orang-orang Qurasyi dan Yahudi, sehingga mad’u pada masa Kulafaur Rasyidin bercorak ijabah dan ummah. 
c.       Materi
Materi yang diterapkan pada masa khulafaur Rasyidin adalah aqidah, syari’ah dan mu’amalah. Adapun aqidah dengan cara mentauhidkan, atau Meng Esakan Allah, sedangkan syari’ah dengan diajarkannya tata cara tentang berwudhu, sholat dan mambaca Al-Qur’an, sedangkan mu’amalah yaitu dengan ditetapkannya zakat bagi orang-orang muslim yang diserahkan kepada baiulmal dan pajak bagi orang-orang non muslim.
 
d.      Metode
Metode yang digunakan oleh khulafa’ur Rasyidin hampir mencakup ruang lingkup dari surat An-Nahl: 125 yang tiga metode dakwah.
e.       Media
Kata media berasal dari kata Latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara.[2]
Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video, kaset, slide, dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah. Pada zaman modern seperti ini, seperti televise, video, kaset rekaman, majalah, dan surat kabar.[3]
f.        Tujuan dakwah
Tujuan dakwah adalah tujuan yang hendak dicapai ole kegiatan dakwah. Adapun tujuan dakwah itu dibagi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yang dimaksud adalah agar manusia mematuhi ajaran Allah da Rasul-Nya dalam kehidupan keseharian, sehingga tercipta manusia yang berakhlak mulia, dan tercapainya individu yang baik(khoiru al-fardiyah), keluarga yang sakinah/harmonis (Khairu al-Usrah), komunitas yang tangguh (Khoitu al-Ummah) dan pada akhirnya akan membentuk bangsa yang sejahtera dan maju (khoir al-baldah) atau dalam istilah yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu: Baldatun thoyyibatun wa robbn ghofur.
g.       Efek dakwah
Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Artinya jika dakwah telah dilakukan oleh da’I dengan materi dakwah. Wasilah dan thariqah tertentu, maka akan timbul respons dan efek (atsar) pada maad’u (penerima dakwah).

2.      Pendekatan Dakwah
Sebagaimana telah disebutkan di atas tentang pengertian dakwah, maka dalam menjalankan poses peningkatan iman tersebut, perlu diketahui bahwa dakwah memiliki dua dimensi besar:
1.       Dimensi Kerisalahan (bi ahsan alqawl), yaitu penyampaian pesan kebenaran.
2.       Dimensi Kerahmatan (bi ahsan al-amal), yaitu pengaplikasian nilai kebenaran.

Sehingga secara umum dakwah memiliki dua pendekatan, yaitu:
1)      Pendekatan Dakwah Struktural
Dakwah struktural adalah kegiatan dakwah yang menjadikan kekuasaan, birokrasi, kekuatan politik sebagai alat untuk memperjuangkan Islam. Dakwah structural bersifat top-down, hingga dalam prakteknya aktivis dakwah struktual bergerak mendakwahkan ajaran Islam dengan memanfaatkan struktur politik, maupun ekonomi guna menjadikan Islam sebagai Ideologi Negara, sehingga nilai-nilai Islam mengenjewantah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2)      Pendekatan Dakwah Kultural
Dakwah kultural adalah Pertama dakwah yang bersifat akomodatif terhadap nilai budaya tertentu secara inovatif dan kreatif tanpa menghilangkan aspek substansial keagamaan, Kedua menekankan pentingnya kearifan dalam memahami kebudayaan komunitas tertentu sebagai sarana dakwah. Jadi, Dakwah Kultural adalah dakwah yang bersifat buttom-up dengan melakukan pemberdayaan kehidupan beragama berdasarkan nilai-nilai spesifik yang dimiliki oleh sasaran dakwah.
Menurut Muhammad Shulton bahwa dakwah kultural adalah aktivitas dakwah yang menekankan Islam kultural. Islam kultural adalah salah satu pendekatan yang berusaha meninjau kembali kaitan doktrinal yang formal antara Islam dan politik atau Islam dan Negara.

Tujuh strategi berikut ini adalah alternatif mengembangkan dakwah agar ikut menyelesaikan beberapa problem yang ada:
1.      Dakwah harus dimulai dengan mencari “Kebutuhan Masyarakat”. Kebutuhan dimaksudkan bukan hanya kebutuhan sacara objektif memang memang memerlukan pemenuhan, tetapi juga kebutuhan yang dirasakan oleh masyaraka setempat perlu mendapat perhatian.
2.      Dakwah dilakukan secara terpadu, dengan pengertian bahwa berbagai aspek kebutuhan masyarakat diatas dapat terjangkau oleh program dakwah, dapat melibatkan berbagai unsur yang ada dalam masyarakat dan penyelenggaraan program dakwah itu sendiri merupakan rangkaian yang terpisah-pisah.
3.      Dakwah dilakukan dengan pendekatan partisipatori dari bawah. Dimaksudkan bahwa ide yang ditawarkan mendapatkan kesepakatan masyarakat atau merupakan ide masyarakat itu sendiri, memberi peluang bagi keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan dan keterlibatan mereka dalam pelaksanaan program dakwah.
4.      Dakwah dilaksanakan melalui proses sistematika pemecahan masalah. Artinya, program dakwah yang dilakukan masyarakat sejauh mungkin diproses menurut langkah-langkah pemecahan masalah. Dengan demikian, masyarakat dididik untuk bekerja secara berencana, efisien dan mempunyai tujuan yang jelas.
5.      Dakwah memanfaatkan teknologi yang sesuai dan tepat guna.
Maksudnya adalah bahwa masukan teknologi dalam pengertian “perangkat lunak” maupun “perangkat keras” yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terjangkau oleh pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masyarakat dan sekaligus dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,  dapat meningkatkan produktifitas dan tidak mengakibatkan pengangguran.
6.      Program dakwah dilaksanan melalui tenaga dai yang bertindak sebagai motivator, baik dilakukan oleh tenaga terlatih dari lembaga atau organisasi masyarakat yang berpartisipasi maupun dari luar daerah yang adaptif.
7.      Program dakwah itu didasarkan atas asas swadaya dan kerja sama masyarakat. Dimaksudkan bahwa pelaksanaan program dakwah harus berangkat dari kemampuan diri sendiri dan merupakan kerja sama dari potensi-potensi yang ada, dengan demikian setiap bantuan dari pihak luar hanya dianggap sebagai pelengkap dari kemampuan dan potensi yang sudah ada.
Dakwah kultural melibatkan kajian antar disiplin ilmu dalam rangka meningkatkan serta memberdayakan masyarakat. Aktivitas dakwah kultural meliputi seluruh aspek kehidupan, baik yang menyangkut aspek sosial-budaya, pendidikan, ekonomi, kesehatan, alam sekitar dan lain-lain. Keberhasilan dakwah kultural ditandai dengan teraktualisasikan dan terfungsikannya nilai nilai Islam dalam kehidupan individu dan komunal.


3.     Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa:
Metode berasal dari bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa arab disebut thariq.[4]
Sedangkan arti dakwah menurut pandangan bererapa pakar atau ilmuan adalah sebagai berikut:
1.      Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah suatu proses menghidupkan peraturan-peraturan islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain. [5]
2.      Pendapat Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengkuti petunjuk , menyurh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagian di dunia dan di akhirat. [6]
Dari pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa, metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’I (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.

4.      Bentuk-Bentuk Metode Dakwah
(surat an-nahl:125)
”Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dijalan-Nya dan Dialah yang lebih mengethui orang-orang yang mendapat petunjuk.(An-Nahl:125)
Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode dawah itu meliputi tiga cakupan, yaitu:
1.      Al-hikmah
Kata”hikmah”dalam Al-Ouran disebutkan sebanyak duapuluh kali baik dalam bentuk nakirah maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kedzoliman, dan jika dikaitkan dengan dakwah menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah.
Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, dan menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan,
Ibnu Qoyyim berpendapat bahwa pengetian hikmah yang paling tepat adalah seperti yang dikatakan Mujahid dan Malik yang mendefinisikan bahwa hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengalamannya, ketepatan dalam perkataan dan pengalamannya. Hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan memahami Al-Quran, dan mendalami syariat-syariat islam serta hakikat iman. [7]

2.      Al-Mau’idza Al-Hasanah
Secara bahasa  mau’idza Hasanah terdiri dari dua kata yaitu mau’idza berasal dari kata wa’adza-ya’idzu-wa’dzan-idzatan yang berarti: nasihat, bimbingan, pendidikan, dan peringtan, sedangkan hasanah merupakan kebalikan dari sayyi’ah yng berarti kebaikan lawannya kejelekan.
Menurut Imam Abdullah Bin Ahmad Annasafi yang dikutip oleh haji Hassanuddin adalah senbagai berikut:
Al-Mau’idzah Al-Hasannah adalah (perkatan-perkataan) yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan Al-Quran. [8]
Dari definisi di atas, mau’idzah hasanah tersebut bisa diklasifikasikan dalam beberapa bentuk:
a.       Nasihat
b.      Bimbingan, pengajaran (pendidikan)
c.       Kisah-kisah
d.      Kabar gembira dan peringatan
e.       Wasiat
Jadi, kalau kita telusuri kesimpulan dari mau’idzah al-hasanah, akan mengandung arti kata-kata yang masuk ke dalam qalbu yang penuh kasih sayang dan ke dalam perasaan dengan penuh kelembutan; tidak membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain sebab kelemah-lembutan dalam menasihati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan daripada larangan dan ancaman.

3.      Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan
Dari segi terminologi lafadz mujadalah termbil dari kata “Jadala” yang bermakna memintal, mlilit. Apabila ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan Faa ala, “Jaa dala” dapat bermakna berdebat, dan “mujadalah” perdebatan.[9]
Sedangkan menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi ialah, suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentai dan bukti yang kuat.[10]
Dari pengertian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa Al-Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang dilakukan dengan memberikan argumentaasi dan bukti yang kuat. Antara satu dan yang lainnya saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran. Mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut.

5.      Metode Dakwah Khulafa’ur Rasyidin
Ada bermacam metode yang digunakan dalam berdakwah pada masa Khulafaur Rasyidin diantaranya sebagai berikut:
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah metode yang dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah dengan cara ceramah yang dilakukan di masjid-masjid.
2.      Metode Missi(Bi’tsah)
Penyebaran Agama Islam ke berbagai wilayah dilakukan dengan cara mengutus para da’i. Apabila ada yang menentang atau memberontak maka dilakukan peperangan atau jihad.
3.      Metode Korespondensi
Sebelum para da’i dikirim ke daerah-daerah yang akan di dakwahi, terlebih dahulu dikirim surat sebagai pengantar.
4.      Metode Ekspansi
Penyebaran Agama Islam dilakukan dengan cara ekspansi atau perluasan wilayah. Ekspansi yang dilakukan meliputi kawasan Syiria dan Palestina, Irak dan Persia, Mesir, Khurasan, Armenia, Afrika Utara. 
5.       Metode Tanya-jawab
Metode Tanya-jawab adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan Tanya-jawab untuk mengetahui sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai materi dakwah, disamping itu juga untuk merangsang perhatian mad’u . Seorang mad’u juga dapat mengajukan pertanyaan kepada seorang da’i tentang materi yang belum dikuasai oleh mad’u, sehingga akan terjadi suatu hubungan timbal balik antara da’i dan ,mad’u. 
6.      Metode Karya Tulis
Metode karya tulis dengan dikumpulkannya lembaran-lembaran sebagai Mushaf, dan pada masa khalifah Utsman dibukukan menjadi sebuah Al-Qur’an. 
7.       Metode Diskusi
Pada Abu Bakar, beliau berdiskusi dengan Chyrus, pemimipin Romawi dan terjadi kesempatan untuk berdamai . 
8.      Metode Konseling
Pada masa khulafaurrasyidin, para Khalifah mengajarkan secara langsung cara membaca Al-quran, tata cara berwudhu’, shalat dan cara-cara yang lainya dalam hal apapun yang di rasa belum di ketahui oleh ummat.
9.      Metode Kelembagaan
Pada masa khalifah umar bin khatab sudah mampu mengatur dalam sebuah kelembagaan yang di sebut Baitul Mal yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan harta kekayaan Negara .
Metode Keteladanan
10.   Para khulafa’urrasyidin memiliki sifat yang cerdik, pandai, adil, dermawan dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
11.    Metode Propaganda
Didalam proses dakwah pasti terdapat unsur propaganda, guna untuk mempengaruhi seorang mad’u. 
12.   Metode Silaturahmi
Pada masa khulafa’urrasyidin, para khalifah berkunjung ke daerah-daerah kekuasaanya untuk mengetahui perkembangannya.

6.     Media Dakwah
Media yang digunakan pada masa khulafaur Rasyidin adalah:
a.       Media Masjid
Masjid di jadikannya sebagai tempat atau sasaran utama oleh para Khulafa’ur Rasyidin, selain itu dijadikan sebagai tempat pengajaran Al-Quran dan Al-Hadits.
b.      Media Cetak
Khulafaurrasyidin mengumpulkan Al-Qur’an dan membukukannya, kemudian di sebarkannaya ke seluruh wilayah kekuasaan Islam, yang terjadi pada masa Usman Bin Affan. 
c.       Lembaga Pendidikan
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, Abu Sofyan mengajarkan Al-Qur’an kepada penduduk perkampungan. Barang siapa yang buta huruf Al Quran akan dikenakan sanksi cambuk.
d.      Lembaga Kantor/pemerintahan
Fungsi dari Lembaga Kantor/pemerintahan yaitu bisa juga digunakan sebagai pusat segala aktivitas pemerintahan, seperti gedung-gedung DPR atau istana Negara. Dan pemerintahan pada masa Khulafa’ur Rasyidin ini pemerintahannya dijalankan sesuai dengan nilai-nilai ke Islaman, misalnya pada masa Umar Bin Khattab dibuat sebuah kebijakan untuk membuat sebuah badan yang mengurus zakat. Ini dilakukan agar pembagian zakat bisa diantar dengan baik dan bisa memebantu prang miskin. Pada aktivitas beginilah lembaga Kantor/pemerintahan digunakan atau dibutuhkan. 

7.      Ciri-Ciri Umum Pada Masa Khulafa Ur Rasyidin.[11]
1.       Kader-kader terbaik Rasulullah telah emimpin pemerintahan islam selama 3 tahun. Kekuatan iman yang ada di dada mereka menciptakan motivasi ang kuat untuk melakukan aktivitas dakwah keluar jazira Aarabia. Motive dakwah tersebut membuat kaum muslimin tidak pernah lelah melakukan perjalanan panjang membuka negeri demi negeri untuk menyiarkan agama islam.aktivitas mereka tersebut di dalam sejarah islam dikenal dengan futuhat Islamiyah.
2.      Sarana terbesar dakwah pada masa ini(kurang lebih 30 tahun) adalah pemerintahan dan kekuasaan. Lewat media pemerintahan para khalifah menentukan kebijakan dan strategi dakwah baik untuk masyarakat islam atau diluar masyarakat islam.
3.      Futuhat islamiyah yang dilakukan oleh para sahabat selalu diikuti oleeh perluasan pemikiran islam. Mayoritas penduduk yang didatangi oleh kaum muslimin mmeluk islam karena pilihan mereka. Mereka memandang kaum muslimin bukan sebagai hantu yang menakutkan, tetapi ibarat kapal penyelamat yang siap membawa mereka ke pulau impian.
4.      Kesibukan kaum muslimin membuka wilayah dakwah baru tidak membuat mereka lupa memelihara dan mengembangkan pemikiran islam.




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kulaffa’ur Rasyidin berasal dari bahasa Arab, dari kata Khulafa dan Arrasyidin. Khulafa’ur Rasyidin merupakan para pemimpin umat islam setlah nNabi Muhammad SAW wafat yaitu pada masa peemerintaha Abu Bakar , Umar Bin Khatab, Usman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, diman sistm yang digunakan dalam pemerintaha adalah pemeritahan yang islami karna berundand-undangkan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Khulafaur’r Rasyidin adalah pemimpin yang arif dan bijaksana dalam menjalankan tugasnya senantiasa meneladani kepemimipinan Rasulullah, sifat dan akhlak beliau-beliau sebagai pemimipin masyarakat, beliau-beliau inilah yang menyebarkan agama Islam yang sangat hebat dan baik.
Ajaran Islam adalah konsepsi yang sempurna dan kompeherensif, karena ia meliputi segala aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Islam secara teologis merupakan sistem nilai dan dan ajaran yang bersifat ilahiah dan transenden. Sedangkan dari aspek sosiologis , Islam merupakan fenomena peradaban, kultural, dan realistis sosial dalam kehidupan manusia.
Selanjutnya salah satu aktivitas keagamaan yang secara langsung digunakan untuk mensosialisasikan ajaran Islam bagi penganutnya dan umat manusia pada umumnya adalah aktivitas dakwah. Aktivitas ini dilakukan baik melalui lisan, tulisan, maupun perbuatan nyata. [dakwah bi al-lisan, wa al-qalam wa bi al-hal]
Secara kualitatif dakwah Islam bertujuan untuk mempengaruhi dan mentransformasikan sikap batin dan perilaku warga masyarakat menuju suatu tatanan kesalehan individu dan kesalehan sosial. Dakwah dengan pesan-pesan keagamaan dan pesan-pesan sosialnya juga merupakan ajakan kepada kesadaran untuk senatiasa memiliki komitmen [istiqomah] di jalan yang lurus. Dakwah adalah ajakan yang dilakukan untuk membebaskan individu dan masyarakat dari pengaruh eksternal nilai-nilai syaitaniah dan kejahiliahan menuju internalisasi nilai-nilai ketuhanan. Disamping itu, dakwah juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman keagamaan dalam berbagai aspek ajarannya agar diaktualisasikan dalam bersikap, berpikir dan bertindak.[12]
B.     Saran dan kritik
Dengan selesainya makalah ini, penulis berharap, pembaca dapat memberi sebuah tanggapan yang bersifat membangun kepada makalah Anda, yang tidak lepas dari kesalahan-kesalahan yang ada. Penulis juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan kita tentang sejarah-sejarah Islam pada masa lalu




[1] M Munir dkk, M.A, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, 2009, hal.5
[2] Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, Al-Ikhlas, Surbaya, 1986, hlm. 17
[3] Dr. Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian ilmu dakwah, Logos, Jakarta, 1997, hlm. 35.
[4] Drs. H. Hassanuddin, Hukum Dakwah, pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1996, hal 35
[5] Ghozali Darussalam, dinamika ilmu dakwah islamiyah, Nur Niaga SDN.BHD, Malaysia 1996 hal 5
[6] Abdul kadir Sayyid Abd. Rauf, dirasah fid Dakwah Al-islamiyah, Dar El-Tiba’ah al-Mahmadiyah, kairo,1987 hal;10
[7] M Munir dkk, metode dakawah, kencna, Jakarta, 2009. Hal:10
[8] Hassanudin,SH., Hukum Dakwah, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta,1996, hal:37
[9] M Munir dkk, Metode Makawah,kencana, Jakarta, 2009. Hal:17
[10] M Munir dkk, Metode Dakawah, Kencna, Jakarta, 2009. Hal:18
[11] Wahyu Ilaihi, S. Ag., MA., Harjani Hefni, Lc., MA., Pengantar Sejarah Dakwah, Kecana, Jakarta, 2007, hal 106
[12] J. Suyuthi Pulungan, Universalisme Islam, MSA, 2000, Jakarta, hal 66.